Kasihan! Ditanya Apapun Bocah Ini Menjawab “Angka-angka” dan Divonis “Gangguan Jiwa” Ternyata Penyebabnya Karena “Ambisi” dari Orangtuanya!

Kisah yang sungguh bikin hati miris ini datang dari satu account Facebook bernama Andi Teposs. Tertanggal 18 Juli tempo hari, Andi bercerita tentang nasib malang yang perlu dihadapi oleh seseorang gadis kecil berumur 6 th.. Dalam cerita itu tak dijelaskan siapa nama komplit si anak. Namun mudah-mudahan cerita ini dapat jadi pelajaran yang bernilai untuk para orang-tua.

Kasihan! Ditanya Apapun Bocah Ini Menjawab “Angka-angka” dan Divonis “Gangguan Jiwa” Ternyata Penyebabnya Karena “Ambisi” dari Orangtuanya!


Berikut adalah cerita yang dituturkan oleh Andi di Facebook :

Kasihan! Ditanya Apapun Bocah Ini Menjawab “Angka-angka” dan Divonis “Gangguan Jiwa” Ternyata Penyebabnya Karena “Ambisi” dari Orangtuanya!


"Pelajaran bernilai untuk yang miliki cucu atau anak...
Hari ini saya bertandang ke satu rumah sakit, membezuk anak rekan saya yang tengah sakit. Rekan saya ini seseorang wanita karier lulusan S2 dari satu kampus terkenal. Anaknya yaitu seorang anak perempuan yang cantik, umurnya baru 6 tahunan. Tidak lupa saya membawakan satu boneka sebagai oleh-oleh... Saat saya datang dia segera mengenali saya sebagai rekan mamanya..

"Bu Siti ya?"
"Iya," jawab saya, agak terharu lantaran dia mengenali saya.
"Ayoo.. Bu Siti.. 42 : 6, berapakah?"
"Bila do'a masuk kamar mandi?"

Lalu dia menirukan gaya mengajar bu gurunya di kelas.

Ada senam berbarengan, lantas dia menirukan gerakan senam versus dia lalu menyanyikan lagu 5 x 5 =25, kemudian dia melafalkan doa sebelum makan.

"Bu Siti.. mari.. buat kalimat.. saya pergi ke sekolah kemudian pulangnya ke mall, dapat?"

Lucu?? Pandai?? Cerdas??

Mungkin saja itu juga yang ada dipikiran rekan- rekan waktu ikuti celoteh anak perempuan rekan saya ituTetapi sepanjang saya ada disitu sang bunda terus menerus mengusap air matanya. Ya.. saya ikut prihatin dengan penyakit yang tengah terkena oleh anaknya. Penyakit apakah itu? Yang tentu bukanlah sembarang penyakit seperti anak anak umum, bukanlah demam, bukanlah batuk, serta bukanlah pilek. Janganlah terperanjat rekan rekan... lantaran saya bertandang bukanlah dirumah sakit umum, saya tengah ada di Tempat tinggal Sakit Jiwa... Ya... satu Tempat tinggal Sakit Jiwa di lokasi Jakarta Timur. Apa yg sesungguhnya terjadi??

Minggu-minggu paling akhir ini sang anak begitu sukai menangis. Bila di tanya apa sajakah... jawabnya kerap ngelantur, " 7 " " 24 : 6 = 4 ", " how are you ", serta jawaban lain seperti huruf hijaiyah. Lalu ia menirukan style gurunya mengajar.

Menurut psikolog, anak ini sangat di forsir.. dia ikuti les matematika serta k**** yang tujuan tugasnya 1 buku mesti usai 10 menit. Lalu les Bhs Inggris, selalu PR sekolah, les mengaji dan lain-lain hingga menyebabkan anak sangat jemu. Si anak cuma ingin menceritakan sama psikolognya, namun bila di tanya oleh orang lain jawabannya angka-angka, Bhs Inggris atau pelajaran mengaji. Jadi dia menirukan style gurunya, apabila bertemu orang yang menggunakan pakaian guru dia segera tertekan.

Yang lebih mengharukan lagi, waktu lihat sang bunda menangis, si anak hanya katakan, " Bunda janganlah nangis.. saya kan pinter.. namun saya gak ingin tidur sama bunda yaa.. saya maunya sama dokter ganteng atau cantik saja.. " Dia memanglah tinggal di kamar VIP... jadi memang ada dokter yg temani keseharian. Serta nyatanya ada 5 anak kecil yang masuk tempat tinggal sakit jiwa itu.. namun dia yg paling kecil... bekasnya usia 12 tahunan.. lantaran broken home.. Cuma dia sendiri yang alami masalah akibat sangat banyak desakan belajar..

Sungguh kasihan...

Pelajaran bernilai untuk para orangtua supaya tetaplah memerhatikan bagian perubahan anak, umur TK yaitu umur bermain, belajarpun mesti lewat permainan serta janganlah korbankan anak-anak kita lantaran AMBISI kita sebagai orang-tua.
Biarlah mereka bermain serta berikanlah kenangan saat kecil yang terindah buat mereka....

CATATAN
Ayah Bunda... renungkan... menyekolahkan anak bukanlah karena menginginkan dipuji orang, " O anaknya sekolah di sekolah favorite ", namun senantiasa ajukan pertanyaan pada anak saya " seneng tidak sekolah di situ, nyaman tidak rekan-rekan serta gurunya? ", lantaran yang sekolah anak kita... bukanlah kita. "

Itulah kisah yang dituturkan oleh Andi tentang seseorang anak perempuan yang alami masalah jiwa akibat sangat dituntut untuk belajar. Mudah-mudahan cerita ini dapat jadi pelajaran untuk kita semua. 

(*/tribunsolo)