90% Orang Indonesia Salah Kaprah Ternyata Mendidik Anak Itu Harus Dengan "3 cara ini"!! Pantas Saja Orang Luar Negeri Kok Pada Berhasil

Setiap orang tua tentu ingin anaknya kelak tumbuh menjadi anak yang berguna. Oleh sebab itu pendidikan anak sangat penting ketika usia mereka masih bayi. Yang utama dalam mendidik dan mengajarkan anak ialah di dalam rumah.

90% Orang Indonesia Salah Kaprah Ternyata Mendidik Anak Itu Harus Dengan "3 cara ini"!! Pantas Saja Orang Luar Negeri Kok Pada Berhasil


Dalam artikel kali ini kami akan membahas 3 pengajaran dasar agar kelak anak-anak kita menjadi orang yang sukses.

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Atur Keinginan Anakmu

Perlu diketahui kehidupan zaman sekarang ini lebih kompleks dibandingkan dengan kehidupan zaman dulu. Para orang tua juga berusaha semaksimal mungkin agar tidak ketinggalan zaman. Para orang tua sering kali menuruti keinginan anaknya. Pingin apa, makan apa, pakai apa, pergi kemana,dll. Padahal secara tidak langsung itu akan membuat anakmu manja dan merasa apa yang dinginkannya selalu dipenuhi.

Seperti contoh ada sepasang suami istri yang mimin kenal, suaminya kerja dibank, istrinya kepala ditoko baju. Mereka dikaruniai anak ketika usia mereka sudah tua, karena itulah mereka sangat memanjakan anaknya. Apa yang anaknya katakana pasti mereka turuti.

Saat anaknya berusia 6 tahun, direstoran dia melihat ada orang bermain piano akhirnya dia merengek mau main piano juga, mereka kira anaknya tertarik dengan pianonya karena itu mereka membeli 1 piano untuk di rumahnya dan didatangkan guru les piano untuk anaknya.

Namun siapa sangka 2 hari kemudian anak mengeluh tangannya sakit dan tidak mau lagi pegang piano itu. Melihat anaknya begitu pasangan suami istri ini pun hanya bisa diam.

Tidak lama kemudian ditaman anaknya melihat orang lain bermain skateboard dan dia juga mau belajar. Setelah merengek lagi dia latihan selama seminggu dan akhirnya terjatuh yang mengakibatkan tulangnya patah.

Hasrat untuk belajar pada anak-anak itu sangat kuat sekali padahal sebenarnya yang mereka mau itu bukan belajar melainkan hanyalah kesenangan belaka. Jika orang tua tidak bisa mengontrol jangan salahkan ketika dia besar nanti, dia akan menghalalkan segala jenis macam cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Seperti pepatah bilang  “ Terlalu mudah mendapatkan sesuatu maka dia selamanya tidak akan belajar menghargai, jikalau dia harus bekerja keras untuk mendapatkannya maka dia akan menghargai perjuangan mendapatkannya tersebut”

Susah senangnya hidup itu harus seimbang, susah akan membuat kita mengerti menghargai  hidup, senang membuat kita akan tahu bagaimana menikmati hidup. Menjadi orang tua ajarkanlah kepada anak kita untuk menjalani hidup yang susah sesekali dengan mengajari anak untuk “BERUSAHA MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN”.

2. Ajari Mereka Untuk Mengontrol Mulut Mereka

“ Mak aku lapar bikinin makan dong”

“Bentar sayang tunggu sampai mama selesaikan percakapan dengan Tante A”

“Tapi sekarang aku lapar banget, kenapa aku harus menungg?”

“Kamu ini, mama lagi ngobrol anak kecil dilarang memotong pembicaraan”

Entah diluar sana orang tua ada yang memiliki permasalahan seperti ini? Setiap kali kita ngobrol sama orang anak kita memotong pembicaraan baik sengaja maupun tidak sengaja. Sering kali anak kita akan memberikan reaksi yang sepertinya tidak sopan.

Anak yang seperti ini jika tidak dibiasakan untuk tidak memotong pembicaraan, kedepannya ia akan menjadi masalah dalam pekerjaannya. Bos mana sih yang mau memperkerjakan pegawai yang suka memotong pembicaraan?

Ada kalanya memang memotong pembicaraan itu berarti anak aktif, melainkan sebenarnya anak ini kurang didikan sopan santun dirumah dan ingin menang sendiri. Ajarilah anak kita membiasakan diri sebelum bertanya sesuatu permisi dan meminta ijin dulu untuk berbicara, itu baru sopan.

3. Kontrol Kemalasan Anak

Manusia hidup didunia ini, jika harus hidup dengan bersusah payah mau makan harus pergi berburu dulu, walaupun harus pakai baju compang camping itu tidak mengapa asal manusia itu tidak malas.

Ada sebuah cerita nyata teman kerja yang bernama Angeline putrinya berusia 12 tahun, ketika lubur tahunan datang, ia melatih tubuh anaknya, Angeline mendaftarkan anaknya ikut camping 15 hari dialam bebas. Dia mengira anaknya akan mendapatkan nilai yang terbaik, eh ternyata 2 hari kemudian anaknya dipulangkan ke rumah.

Ternyata anak Angeline ketika dalam camping, kepala camp meminta mereka membereskan barang-barang dalam kemah dalam waktu setengah hati, namun anaknya malah mebereskan barang-barang dalam waktu setengah jam, merasa lelah akhirnya tidur setengah hari.

Ketika ketahuan oleh kepala camp dan dimarahi, anak angeline berontak dan beralasan seperti ini “ Capek beres-beres pak, aku gak mau..dirumah ka nada mama yang ngerjain” Mendengar anaknya ngomong seperti itu angeline sedih karena dia merasa sudah mengajari anaknya.

Pengajaran untuk anak zaman sekarang sangat banyak . Mereka terbiasa dengan hidup dimanjakan, keluar rumah ada yang mengantar, tas ada yang gendongin, baju ada yang bersihkan, tempat tidur ada yang merapikan, segala pekerjaan yang simple sudah dibereskan orang lain. Bahagia banget ya??

Namun seiring berjalanya waktu ketika tumbuh dewasa kemalasan itu sudah bertumpuk-tumpuk dan menjadi satu habit buruk yang tidak akan pernah berubah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan para orang tua:
  • ketika kamu membantu anak menyelesaikan 1 permasalahan libatkan mereka, jangan biarkan dia bersembunyi dibalik tubuhmu yang besar karena itu bisa membuat anak  menjadi “Anak Cupu”
  • Anaka yang terbiasa meminta-minta kepada orang tua dan terlalu mengandalkan orang tua suatu saat akan mudah menyerah ketika menghadapi masalah.
  • Karena malas, suka menunda-nunda dan tidak mau keluar dari zona nyaman al hasil mereka tidak memiliki kemampuan apa-apa dan sulit dipercaya.
  • anak yang dimanjakan seperti ini tidak tahu apa arti “BERSYUKUR” mereka tidak mensyukuri apa yang mereka punya sekarang dan alhasil jangan heran mereka akan menjadi anak yang durhaka dikemudian hari.

Semoga bermanfaat.

Sumber:Cerpen.co.id