Sekarang ini sedang marak-maraknya emansipasi wanita, khususnya di kalangan remaja. Mereka seolah-olah berlomba-lomba memamerkan bentuk tubuh, lekuk-lekuk tubuhnya, dan bahkan memperlihatkan hal yang tidak seharusnya dilihat. Seolah-olah rasa malu itu hilang dalam jiwa mereka. Mereka tidak merasakan malu dengan apa yang dilakukannya itu, seolah-olah mereka berjalan tidak berdosa di muka bumi ini.
Wanita itu ibarat sebuah perhiasan dunia, jika tidak bisa menjaga dan memelihara perhiasan itu, maka sebuah perhiasan tidak lagi memiliki harga yang mahal dan bernilai. Akan tetapi memiliki harga yang murah dan bahkan gratis pun bisa didapat, jika tidak bisa memelihara dan menjaga perhiasan tersebut. Ada orang yang mengibaratkan wanita seperti sebuah mentimun yang sangat sensitif. Jika tidak bisa menjaga dirinya dari durian yang memiliki tubuh yang keras dan tajam, maka durian tersebut akan melukai dirinya sendiri. Akan tetapi sebuah mentimun yang mahal dan berharga adalah mentimun yang baik, bagus dan berkualiatas. Sekarang ini, tidak lagi durian yang mendekat akan tetapi memang mentimun itu yang mendekatkan diri kepada durian. Mereka tidak sadar bahwa dirinya akan terluka dan membuat harganya menjadi jatuh.
Sekarang ini, pemandangan seperti itu lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari kalangan artis mengunakan pakaian yang hanya menutupi bagian-bagian vital saja, baik ketika dingin maupun panas. Rasanya, hal itu telah mendarah daging bagi mereka, hingga merambah ke desa-desa kecil. Bahkan daerah yang dulu terkenal dengan adat istiadatnya yang taat, sekarang telah menjadi daerah yang sederejat dengan daerah-daerah yang menyerap penyakit Baratnisasi saat ini. Mereka tidak sadar bahwa sebuah foto yang memperlihatkan bentuk tubuh dan keindahan tubuh saja akan membuat dosa sepanjang orang yang melihat foto tersebut. Apalagi dilihat oleh ribuan bahkan jutaan orang? Sudah berapa dosa yang kita investasikan setiap harinya bersebab hal itu?
Jika seseorang ber wakaf untuk kepentingan orang banyak. Jika dia telah meninggal dunia, maka pahalanya akan terus mengalir kepadanya. Selama apa yang diberikannya itu dimanfaatkan untuk kebaikan. Walaupun orang tersebut telah meninggal dunia pahalanya tetap mengalir kepadanya. Itu adalah investasi pahala yang baik untuk bekalnya di akhirat nantinya.
Maka foto bergaya seksi, jika masih dilihat dan menjadi tontonan banyak orang, maka pelakunya akan terus mendapatkan aliran dosa meskipun pelakunya telah meninggal.
Sesungguhnya orang yang baik itu bukan hanya terlihat dari kecantikannya akan tetapi dari cahaya yang datang dari dalam dirinya. Cahaya air wudhu yang selalu membasahi anggota tubuhnya dan membuat cahaya itu kekal abadi.
Banyak kita lihat beberapa toko, pusat perbelanjaan, bank, dan sebagainya. Mereka memilih karyawan itu dari segi kecantikan dan bentuk tubuhnya saja, tidak lebih. Kepintaran dan kecerdasan adalah nomor dua setelah kecantikan. Mereka rela berkorban habis-habisan mengeluarkan uang ratusan hingga jutaan setiap bulannya, hanya untuk membeli alat-alat yang membuatnya tetap terlihat cantik dan menarik di depan banyak orang. Kita lihat saja banyak pramugari dan karyawan di bank-bank umum yang menggunakan jasa karyawan yang serba ketat dari pakaian mereka.
Tujuannya, tidak lain hanya untuk menarik perhatian dan simpati banyak orang untuk berkunjung dan datang ke tempat tersebut. Bayangkan saja, kita disuruh mengunakan dan menjalankan perintah yang tidak baik dari atasan atau bos dari tempat bekerja. Dari ribuan karyawan yang mendaftarkan diri kepada perusahaan tertentu, hanya beberapa orang yang diambil dan itu diseleksi dari kecantikannya terlebih dahulu. Walaupun sehebat apapun, walaupun sepintar apapun orang yang mendaftar, jika wajah dan bentuk tubuhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka dia tidak akan bisa bekerja di tempat tersebut.
Setelah mereka kerja, gaji yang mereka gunakan itu sebetulnya dari harga kecantikan mereka saja, tidak lebih. Bahkan setelah dihitung-hitung gaji yang mereka terima tidak sepadan dengan apa yang mereke keluarkan. Untuk membeli alat-alat kosmetiknya saja sudah setengah dari gajinya sebulan. Apalagi biaya transportasinya setiap hari dan biaya makan serta biaya-biaya yang lainya. Jangan pernah merasa akan mendapatkan keuntungan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan Islam itu sendiri. Malahan, diri sendiri yang akan menanggung resiko dari semua hal tersebut.
Wahai kaum wanita, kamu adalah sebaik-baik perhiasan di dunia ini dan setiap kamu akan selalu dibutuhkan oleh kalangan manapun. Jangan hanya mengandalkan kecantikan semata. Karena kecantikan itu hanya relatif, tergantung orang yang melihatnya. Semua itu tidak akan kekal abadi. Setelah kamu dimakan umur, nantinya akan merasakan hal yang tidak seperti masa muda-muda dulu lagi.
Marilah selalu menjaga diri dan menutupi aurat, dimanapun kita berada. Janganlah tergiur dengan uang jutaan yang diberikan, karena itu hanya membuat diri jatuh ke dalam lubang dan lembah dosa. Bahkan, kalau ditanya kepada setiap lelaki hidungbelang sekalipun, mereka pasti menginginkan wanita yang masih bersih, original dan belum terkotori sama sekali. Bahkan preman yang berlagak seperti menginginkan setiap wanita saja, mengatakan hal seperti itu. Apakah kamu masih tidak percaya dengan fakta-fakta dan ungkapan setiap lelaki di dunia ini ? Itu semua terserah padamu. Terpenting, kita saling mengingatkan satu sama lain. Sesungguhnya berjamaah masuk surga lebih baik dari pada sendiri.
Apakah kita hanya akan menjual kecantikan kepada orang-orang dengan harga yang rendah atau tinggi itu tergantung kepada diri kita sendiri. Jadilah mutiara dalam sebuah etalase atau sebuah kaca yang terlihat indah akan tetapi tidak bisa dipegang dan disentuh sembarang orang. Dan hanya orang-orang tertentu dan orang-orang yang beruntunglah yang akan mendapatkanya.
Janganlah kamu menjadi perhiasan di kakilima yang disentuh dan dipengang oleh siapa saja yang akan membelinya. Walaupun tidak mempunyai uang sekalipun, mereka bisa memengang dan menyentuhnya
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/30/50569/